Kamis, 10 Desember 2009

Kepemimpinan ( Leadership ) II

. Kamis, 10 Desember 2009

kepemimpinan2 Kepemimpinan Dalam Managemen.

Kepemimpinan Administratif dan kepemimpinan Management (Administrative and Managerial Leadership). Pemimpin tidak sinonim dengan kemampuan administratief, sebagai pimpinan administratif ia mempunyai kemampuan sebagai administrator dalam arti dapat menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya secara rasional, tetapi sebagai Pemimpin mungkin kekurangan dalam bakat-bakatnya di dalam menciptakan idea-idea baru, lagi pula mungkin oleh bawahannya tidak begitu disukai.
Sekalipun pemimpin itu tidak sinonim dengan kemampuan administratif, tapi diharapkan jiwa kepemimpinannya dapat berada dalam bidang administratif untuk mensukseskan tercapainya tujuan. Oleh karena itu kepemimpinan administratif (ad-ministrative leadership), diharapkan sebagai pemimpin yang mempunyai kemampuan/bakat untuk mensukseskan tercapainya tujuan, dengan inisiatif atau kreasi-kreasi baru dan penemuan barunya seperti halnya pemimpin pada umumnya.
Kepemimpinan managemen (managerial leadership) yaitu pemimpin/manager yang mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan tercapainya tujuan dalam arti pelaksanaan yang bersifat teknis operasional


Syarat-syarat, Sifat-sifat, Asas-asas dan Prinsip-prinsip Kepemimpinan.
Syarat-syarat Pemimpin dan Kepemimpinan.
1. Syarat-syarat minimal yang harus dimiliki oleh seorang Pemimpin adalah:
a. Watak yang baik (karakter, budi, moral).
b. Intelegensi yang tinggi.
c. Kesiapan lahir dan batin,
2. Syarat-syarat lainnya yang diperlukan:
a. Sadar akan tanggung jawab.
b. Memiliki sifat-sifat Kepemimpinan yang menonjol.
c. Membimbing dirinya dengan asas-asas dan prinsip-prinsip Kepemimpinan.
d. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dan perintah-perintah dengan penuh tanggung jawab (correct) serta mampu membimbing anak buahnya dengan baik dan menggemblengnya menjadi suatu kesatuan yang efektif.
e. Mengenal anak buahnya, memahami sepenuhnya akan sifat dan tingkah laku masing-masing dalam segala macam keadaan, suasana dan pengaruh.
f. Paham akan cara bagaimana seharusnya mengukur dan menilai kepemimpinannya.

Sifat-sifat Kepemimpinan meliputi antara lain:

  1. Jujur.
  2. Berpengetahuan
  3. Berani (Fisik dan Moral).
  4. Mampu mengambil keputusan.
  5. Dapat dipercaya.
  6. Berinisiatf
  7. Bijaksana.
  8. Tegas.
  9. Adil.
  10. Menjadi tauladan.
  11. Tahan UJi (Ulet).
  12. Loyalttas.
  13. Tidak rnementingkan diri sendir.
  14. Antusias.
  15. Simpatik.
  16. Rendah hati.


Asas-asas Kepemimpinan.
1. TAQWA, ialah beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan taat kepada-Nya
2. ING NGARSA SUNG TULADA, ialah memberi suri tauladan di hadapan anak buah.
3. ING MADYA MANGUN KARSA, ialah ikut bergiat serta menggugah semangat di tengah-tengah anak buah.
4. TUT WURI HANDAYANI, ialah mempengaruhi dan memberikan dorongan dari belakang kepada anak buah.
5. WASPADA PURBA WASESA, ialah selalu waspada mengawasi serta sanggup dan berani memberi koreksi kepada anak buah.
6. AMBEG PARAMA ARTA, ialah dapat memilih dengan tepat mana yang harus didahulukan.
7. PRASAJA; ialah tingkah laku yang sederhana dan tidak berlebih-lebihan.
8. SATYA, ialah sikap loyal. yang timbal balik,
9. GEMI NAST'ITI, ialah kesadaran dan kemampuan untuk membatasi penggunaan dan pengeluaran segala sesuatu kepada yang benar-benar diperlukan.
10. BELAKA, ialah kemauan, kerelaan dan keberanian untuk mempertanggung jawabkan.
11. LEGAWA, ialah kemauan, kerelaan dan keikhlasan untuk pada saatnya menyerahkan tanggung jawab dan kedudukannya kepada generasi berikutnya.
Prinsip-prinsip Kepemimpinan.
1. Mahir dalam soal-saal teknis dan taktis.
2. Ketahui diri sendiri, cari dan usahakan selalu perbaikan-perbaikan.
3. Yakinkan diri, bahwa tugas-tugas dimengerti, diawasi dan dijalankan.
4. Ketahui anggota-anggota bawahan dan juga serta pelihara kesejahteraan mereka.
5. Usahakan dan pelihara selalu, agar anggota mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan
6. Berilah tauladan dan contoh yang baik.
7. Tumbuhkan rasa tanggung jawab di kalangan para anggota.
8. Latih anggota bawahan sebagai satu tim yang kompak.
9. Buat keputusan-keputusan yang sehat dan pada waktunya.
10. Berilah tugas dan pekerjaan pimpinan (komando) sesuai dengan kemampuannya.
11. Bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan.

 

G. Tipe-tipe Pemimpin.
Dr. Sondang P. Siagian menguraikan tipe-tipe pemimpin sesuai dengan pimpinan dalam berbagai bentuk organisasi, menggolongkan tipe dalam lima golongan, yaitu:
1. Tipe pemimpin yang otokratis,
2. Tipe pemimpin Yang militeristis,
3. Tipe pemimpin Yang Paternalistis.
4. Tipe Pemimpin Yang kharismatis,
5. Tipe Pemimpin Yang demokratis.


Teori dan konsepsi kepemimpinan.
1. Teori kontingensi daripada kepemimpinan menurut Fiedler (Contingency theory of Leadership).
Teori kontingensi menganggap bahwa kepemimpinan adalah suatu proses di mana kemampuan seorang pemimpin untuk melakukan pengaruhnya tergantung dengan situasi tugas kelompok (group task situation) dan tingkat-tingkat daripada gaya kepemimpinannya, kepribadiannya dan pendekatannya yang sesuai dengan kelompoknya. Dengan perkataan lain, menurut Fiedler, seorang menjadi pemimpin bukan karena sifat-sifat daripada kepribadiannya, tetapi karena berbagai faktor situasi dan adanya interaksi antara Pemimpin dan situasinya.
Sebagai landasan studinya, Fiedler menemukan 3 (tiga) dimensi kritis daripada situasi/lingkungan yang mempengaruhi gaya Pemimpin yang sangat efektif, yaitu:
a. Kekuasaan atas dasar kedudukan/jabatan (Position power).
Kekuasaan atas dasar kedudukan/jabatan ini berbeda dengan sumber kekua-saan yang berasal dari tipe kepemimpinan yang kharismatis, atau keahlian (expertise power). Berdasarkan atas kekuasaan ini seorang pemimpin mempunyai anggota-anggota kelompoknya yang dapat diperintah/dipimpin, karena ia bertindak sebagai seorang Manager, di mana kekuasaan ini diperoleh berdasarkan atas kewenangan organisasi (organizational authority).
b. Struktur tugas (task structur).
Pada dimensi ini Fiedler berpendapat bahwa selama tugas-tugas dapat diperinci secara jelas dan orang-orang diserahi tanggung jawab terhadapnya,
akan berlainan dengan situasi di mana tugas-tugas itu tidak tersusun (unstructure) dan tidak jelas. Apabila tugas-tugas tersebut telah jelas, mutu daripada penyelenggaraan kerja akan lebih mudah dikendalikan dan anggota-anggota kelompok dapat lebih jelas pertanggungjawabannya dalam pelaksanaan kerja, daripada apabila tugas-tugas itu tidak jelas/kabur.
c. Hubungan antara Pemimpin dan anggotanya (Leader member relations).
Dalam dimensi ini Fiedler menganggap sangat penting dan sudut pandangan seorang Pemimpin), apabila kekuasaan atas dasar kedudukan/jabatan dan stuktur tugas dapat dikendalikan secara lebih luas dalam suatu badan usaha/organisasi dan selama anggota kelompok suka melakukan dan penuh kepercayaan terhadap kepimpinannya
2. Sistem Managemen daripada Rensis Likert (Likert's S.ystem of Management).
Likert menganggap adanya empat sistem daripada managemen.

Sistem I managemen dilukiskan sebagai "exploitive-auihoritativ”, artinya kewenangan yang bersifat eksploitif, atau kewenangan mutlak. Dalam sistem management semacam in para Manager bersifat Otokratis (authocratic). Tipe kepemimpinan Otokratis artinya mendasarkan azas kehendak atau kemauan sendiri dari para Manager.

Sistem 2 managemen itu disebut "Benevolent authoritative". Managemen ini berlainan dengan yang pertama. Managemen yang kedua ini didasarkan kewenangan menurut kebaikan hati


Sistem 3 managemen diartikan sebagai suatu "consultative" atau "konsult;asi". Para Manager ini pada hakikatnya tidak mempunyai kepercayaan sepenuhnya terhadap bawahannya. Biasanya para Manager mencoba untuk mempergunakan ide dan pendapat-pendapat bawahannya secara konstruktif (bersifat membangun).


Sistem 4 managemen sebagai yang sangat partisipatif daripada seluruh sistem ini dikenal sebagai 'participative group" atau "kelompok partisipatjf'. Dalam sistem 4 ini, para Manager mempunyai kepercayaan sepenuhnya dalam semua hal/masalah kepada bawahannya, selalu ingin mendapat ide dan pendapat-pendapat dari bawahannya dan mempergunakan secara konstruktif terhadap mereka. Memberikan penghargaan yang bernilai ekonomis berdasarkan atas partisipasi kelompok dan melibatkan dalam bermacam-macam bidang. Melakukan banyak komunikasi baik ke bawah maupun ke
atas. Mendorong pengambilan keputusan melalui seluruh jaringan organisasi dan di samping itu mendorong melakukan kegiatan di antara mereka dan dengan bawahannya sebagai suatu kelompok.

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Silakan isi komentar anda

 

TUKERAN LINK DISINI

ADHIE CENTER

INFO SITE

My Popularity (by popuri.us)
ADHIE CENTER is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com