LAST BITE - GIGITAN TERAKHIR YANG BERBAHAYA Jika anda yang sudah berkecimpung dalam dunia retail modern, maka istilah "Last bite " atau " gigitan terakhir" munkin sudah cukup populer. Tapi bagi dunia retail traditional, mereka munkin pernah melakukan tapi dengan istilah berbeda. Pengertian sederhana dari last bite ini adalah : Suatu aktivitas pembelian tambahan atas sebuah product di luar kebutuhan retailer dalam kondisi normal yang disebabkan oleh kondisi tertentu dalam periode tertentu juga. Kondisi yang menjadi pemicu sebagian besar retailer menaikan invetory atau stock mereka melebihi kebutuhan normal mereka dalam periode tertentu biasanya di sebabkan oleh : PRICE INCREASING atau informasi akan ada kenaikan harga beli product tersebut dari supplier pada periode tertentu. Tujuan pembelian barang tambahan ini oleh retailer adalah harapan akan mendapatkan "gain" atau " keuntungan" karena mereka mendapatkan harga beli yang tetap sebelum harga beli dinaikan oleh supplier. Akibat kenaikan harga beli secara logika maka harga jual juga akan naik. Bagi retailer yang mempunyai kemampuan cash flow yang bagus, mungkin relatif mudah mengambil keputusan melakukan pembelian tambahan, tetapi bagai retailer yang cash flownya pas pasan maka, melakukan pembelian tambahan haruslah hati-hati dan cermat sehingga jangan sampai bukan keuntungan yang di peroleh, akan tetapi adalah kesulitan bayar atas pembelian tambahan ini. Beberapa simulasi kemungkinan-kemungkinan apa yang akan terjadi atas sebuah pengambilan last bite yang harus di perhatikan antara lain : Jika semua retailer melakukan pengambilan terakhir atas informasi kenaikan harga beli product tertentu, maka retailer satu vs lainnya dalam posisi sama-sama kuat, karena jika harga jual tidak dinaikan maka peningkatan volume penjualan yang diharapkan dengan harapan mengambil market share pesaing tidak akan terjadi. Jika semua retailer melakukan pembelian tambahan di luar kebutuhan normal masing-masing, maka di market akan terjadi kelebihan supply, sedangkan demandnya / permintaan konsumen tetap. Bagi supplier sendiri, jika mereka " ngompori" retailer untuk melakukan pembelian tambahan di luar kebutuhan normal, maka tidak akan terjadi Re order atas produk tersebut pada periode berikutnya, karena retailer masih mempunyai stock yang cukup banyak. Hal ini akan menjadi problem bagi supplier karena mereka harus keep terus hasil produksi pabrik mereka. Jika point diatas terjadi, BIASANYA supplier akan mendesak retailer dan mengingatkan dealing akan target pembelian selama satu tahun dimana di dalamnya ada insentive bagi retailer yang disebut REBATE... dll Jadi pengambilan keputusan akan pembelian tambahan di luar kebutuhan normal atau last bite purchase ini harus di analisa dengan cermat, baik dari sisi kemampuan cash flow perusahaan retail maupun analisa kekuatan penyerapan pasar atas kenaikan inventory retailer tersebut. Jika keputusan pengambilan last bite ini asal-asalan saja, maka bukan saja cash flow retailer yang bermasalah pada periode tertentu tetapi cost of storage (biaya penyimpanan), cost of product loss (biaya kehilangan barang), cost of bad stock ( barang rusak) bisa meningkat. Last bite penting dan enak tetapi harus terukur dengan cermat, ibarat membeli gorengan tahu/tempe abang2 di pinggir jalan, kebanyakan maka anda bisa kolestrol. Jadi HATI _HATI DENGAN GIGITAN TERAKHIR ANDA. Sumber :http://belajarretail.blogspot.com/2012/10/retail-concept-last-bite-merchandising.html
Minggu, 23 Juni 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan isi komentar anda